You are currently viewing Berkenalan dengan Pangan Fungsional dan Makanan Fermentasi Khas Thailand melalui Woonderfoody International Webinar

Berkenalan dengan Pangan Fungsional dan Makanan Fermentasi Khas Thailand melalui Woonderfoody International Webinar

Program Studi Teknologi Pangan Institut Teknologi Sumatera telah mengadakan International Webinar dengan tema “Neo-Traditional: Utilising the Local Commodity for Traditional and Functional Foods” dalam rangka menyambut dan memeriahkan hari pangan sedunia (World Food Day) yang ditetapkan oleh Food and Agriculture Organization, 16 Oktober 2022.

Pada webinar internasional kali ini, Program Studi Teknologi Pangan ITERA mengundang dua narasumber yaitu Mr. Assoc. Prof. Dr. Yaya Rukayadi dari Departement of Food Science, Faculty of Food Science and Technology, Universiti Putra Malaysia yang menyampaikan materi tentang Indonesian Herbs and Traditional Foods as Functional Foods. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan bahwa pangan fungsional dapat membantu mencegah dan menjaga tubuh dari penyakit serta dapat meningkatkan konsumsi nutrien agar menjaga tubuh tetap sehat. Beliau juga menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman flora, fauna, bahkan pangan yang dapat dikembangkan menjadi bahan pangan fungsional. Selain itu beliau juga menegaskan bahwa inilah saatnya bagi kita untuk menggunakan bahan-bahan lokal karena selain murah dan mudah didapat, bahan pangan lokal pun sama baiknya dengan pangan impor dalam memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Dengan memanfaatkan pangan lokal maka kita dapat menciptakan generasi yang kuat, sehat, dan cerdas.

Program Studi Teknologi Pangan ITERA juga turut mengundang Dr. Orachorn Mekkerdchoo dari School of Food Industry, King Mongkut’s Institute of Technology Ladkrabang Thailand yang membahas Thai Fermented Food. Dalam presentasinya, beliau menjelaskan tentang makanan-makanan khas Thailand yang sangat beragam. Makanan fermentasi tradisional yang ada di Thailand hampir mirip dengan yang beredar di Indonesia dan juga memiliki efek tersendiri bagi kesehatan. Beliau juga menjelaskan bahwa saat ini di Thailand sudah banyak pedagang kaki lima yang menerapkan food safety pada gerobaknya salah satunya adalah dengan menerapkan sistem higienitas dengan gerobak yang lebih tertutup, sehingga hal ini juga perlu diterapkan di Indonesia.

Webinar internasional ini kemudian ditutup dengan sesi pembacaan doa dan dokumentasi. Dengan pelaksanaan webinar ini, masyarakat Indonesia khususnya generasi muda mampu berpikir kritis dan dapat memanfaatkan bahan pangan lokal yang memberikan efek baik bagi kesehatan serta mampu mengolah pangan dengan sistem keamanan pangan yang lebih baik lagi.  

Sudah pernah mencicipi makanan Thailand? Kira-kira pangan fungsional apa yang membuat kalian tertarik?

Leave a Reply