You are currently viewing Prodi Teknologi Pangan ITERA Bekali Mahasiswa Etika Profesional untuk Dunia Kerja

Prodi Teknologi Pangan ITERA Bekali Mahasiswa Etika Profesional untuk Dunia Kerja

Lampung Selatan, 7 November 2025. Program Studi Teknologi Pangan Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan Studium Generale dengan tema “Menjadi Profesional Muda yang Beretika di Dunia Kerja” bertempat di Aula Gedung E Itera. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan serta peserta umum mahasiswa Itera, dengan tujuan menanamkan nilai-nilai etika profesional dan kesiapan menghadapi dunia kerja bagi mahasiswa.

Kegiatan dibuka oleh Lasuardi Permana, S.T.P., M. Sc. Selaku Koordinator Program Studi Teknologi Pangan Itera, dan menghadirkan dua narasumber, yaitu Zada Agna Talitha, S.T.P., M.Si. serta Compyang Gede Waisnawa, HRBP Manager PT LDC Indonesia.

Pada sesi pertama, Ibu Zada Agna Talitha, S.T.P., M.Si. memaparkan hasil Tracer Study Alumni Program Studi Teknologi Pangan ITERA. Berdasarkan data, terdapat 335 lulusan hingga tahun ini, dengan 120 alumni yang telah berpartisipasi dalam pengisian tracer study. Hasilnya menunjukkan bahwa 61,2% alumni telah bekerja baik secara penuh maupun paruh waktu, 33,1% belum bekerja, 3,3% melanjutkan pendidikan, dan 2,5% berwirausaha.

Selain itu, 52,5% lulusan telah memperoleh pekerjaan dalam waktu kurang dari enam bulan setelah kelulusan, termasuk yang sudah bekerja sebelum wisuda. Para alumni bekerja di berbagai bidang seperti perusahaan swasta, BUMN, instansi pemerintah, organisasi non-profit, dan sektor industri lainnya.

Ibu Agna mengajak peserta untuk berdiskusi tentang pentingnya etika dalam bekerja. Mahasiswa menilai bahwa etika kerja berperan penting dalam menjaga sikap profesional, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, meningkatkan produktivitas, serta menjaga nama baik individu dan perusahaan.

Pada sesi berikutnya, Bapak Compyang Gede Waisnawa membawakan materi bertema “Workplace Ethics for the Next Generation”. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa kehidupan dunia kerja sangat berbeda dengan dunia kampus. Di dunia kerja, waktu lebih terstruktur, hasil menjadi tolak ukur utama, dan pekerjaan dilakukan dalam tim. Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi harus mampu beradaptasi, disiplin, dan berorientasi pada hasil.

Beliau juga menekankan pentingnya fondasi organisasi yang meliputi visi, misi, nilai-nilai inti (core values), dan kode etik (code of ethics) sebagai pedoman perilaku profesional. Contohnya adalah LDC Code of Conduct, yang mencakup prinsip-prinsip seperti anti korupsi, anti suap, perlindungan data, non-diskriminasi, kesetaraan, keselamatan dan kesehatan kerja, serta tanggung jawab terhadap lingkungan.

Selain memberikan gambaran konsep etika kerja, beliau juga membagikan tips menjadi profesional muda melalui tiga langkah utama: memahami passion pribadi, menambahkan nilai (value) dalam pekerjaan, dan bersikap proaktif. Dalam hal persiapan karier, beliau menekankan pentingnya membuat CV yang rapi dan relevan, serta mempersiapkan diri menghadapi wawancara kerja dengan sopan dan percaya diri.

Sesi diskusi berlangsung interaktif. Mahasiswa menyampaikan studi kasus mengenai dilema etika di tempat kerja, seperti bagaimana menghadapi perintah atasan yang bertentangan dengan etika profesional. Mahasiswa juga menanyakan cara membuat CV yang menarik, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta strategi membangun kerja sama tim yang baik di perusahaan.

Selain itu, terdapat pertanyaan yang ditujukan kepada Ibu Agna Talitha sebagai akademisi, mengenai sikap dan etika mahasiswa dalam proses bimbingan, khususnya terkait komunikasi dan tata krama yang sopan saat berinteraksi dengan dosen pembimbing.

Kegiatan Studium Generale ini memberikan wawasan luas bagi tentang pentingnya etika dan integritas dalam membangun karier profesional. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya siap secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang beretika, bertanggung jawab, dan mampu beradaptasi di dunia kerja.

Leave a Reply