You are currently viewing Program Studi Teknologi Pangan Bahas “Potensi dan Tantangan Hilirisasi Industri Kakao di Sumatera” dalam Kegiatan Studium Generale

Program Studi Teknologi Pangan Bahas “Potensi dan Tantangan Hilirisasi Industri Kakao di Sumatera” dalam Kegiatan Studium Generale

Program Studi Teknologi Pangan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan kegiatan Studium Generale pangan pada tanggal 28 Februari 2024 yang bertemakan “Potensi dan Tantangan Hilirisasi Industri Kakao di Sumatera”. Kegiatan ini bertujuan mengangkat isu-isu penting terkait jumlah produksi kakao terhadap permintaan pasar dan bagaimana cara mengembangkannya. Tema tersebut diusung sebagai sebuah respons atas permasalahan mengenai rendahnya produksi kakao di Sumatera terhadap tingkat konsumsinya. Selain itu, pada kegiatan studium generale ini juga dibahas bagaimana mengembangkan potensi kakao menjadi produk dengan nilai lebih.

Dr. Jabosar Ronggu Hamonangan Panjaitan, S.T.,M.T., Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri, dalam sambutannya menyebutkan pentingnya memanfaatkan potensi kakao dan bagaimana produk-produk karya anak bangsa dapat menciptakan peluang bisnis dan mengurangi kesenjangan antara jumlah lulusan dengan industri yang membuka lowongan kerja.

Sesi pertama kegiatan ini melibatkan Ahmad Suryanto, S.T.P., M.P., perwakilan dari Balai Pelatihan Pertanian Lampung. Dalam acara tersbut, Beliau menjelaskan bagaimana pangan kakao dapat dikembangkan menjadi produk-produk inovasi baru mulai dari produk makanan hingga kosmetik. Beliau juga menghimbau untuk lebih sadar mengenai tantangan dalam memproduksi bii kakao dan bagaimana kita dapat melihat peluang industri kakao di dalam negeri.

Ahmad menekankan pentingnya pengawasan dam perlakuan terhadap produksi kakao agar suplai tidak terus menurun. Beliau juga membagikan informasi tentang produk kakao yang telah berhasil dikembangkan dan tantangan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan produk pangan kakao. Ketika ada pertanyaan tentang turunnya suplai kakao terhadap permintaan pasar yang terus meningkat, Beliau menjawab terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam hilirisasi industri kakao yang tidak dapat diabaikan. Faktor-faktor seperti infrastruktur yang terbatas, kurangnya akses ke pasar, dan ketidakpastian iklim bisnis menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Sesi kedua melibatkan narasumber Muhammad Rizky Ramanda, S.T.P.,M.TP yang merupakan Dosen Teknologi Pangan, Institut Teknolgi Sumatera. Beliau menyampaikan bahwa inovasi kakao sejalan dengan prinsip-prinsip teknologi pangan. Kolaborasi ini berfungsi sebagai katalis pertukaran pengetahuan, membuka jalan bagi terobosan dalam cita rasa, nutrisi, dan keberlanjutan dalam industri makanan.

Inisiatif ini bertujuan untuk memanfaatkan kakao tidak hanya sebagai rasa yang disukai tetapi juga sebagai bahan serbaguna dan bergizi dalam berbagai aplikasi makanan.

 

Leave a Reply